SEKOLAH YANG BERKUALITAS

Sekolah   berkualitas   ditentukan   oleh   beberapa   variabel   penentu. Variabel   penentu   yang   membuat  sekolah berkualitas adalah:

Pertama, tenaga pendidik yang berkualitas. Tenaga pendidik yang berkualitas memiliki tingkat adaptasi yang tinggi dalam lingkungan yang selalu berubah. Ilmu pengetahuannya selalu terbarukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, dan memiliki komitmen untuk maju. Kemajuan sekolah dipengaruhi oleh tingkat  perkembangan keterampilan tenaga pendidik  dalam mendongkrak kemajuan dan motivasi belajar peserta didik. Keterampilan terbaiknya adalah membuat peserta didik menganggap bahwa pelajaran yang diampunya mudah dan menyenangkan.

Kedua, sekolah yang berkualitas memiliki orang tua yang partisipatif, mendukung peserta didik mempersiapkan dan meningkatkan aktivitasnya untuk mempelajari berbagai hal positif di lingkungannya. Meningkatkan kemauan peserta didik untuk selalu belajar dengan baik. Memantau peningkatan belajar melalui pengulangan dan pembiasaan. Orang tua yang efektif memahami kebutuhan peserta didik, mendukung sekolah dan tenaga pendidik untuk bekerja efektif.

Ketiga, Tim Managemen Sekolah yang solid. Tim manajemen yang solid dapat mengubah dan menggubah semua potensi sekolah menjadi sebuah prestasi yang membanggakan. Kepala sekolah sebagai ketua tim manajemen sekolah, merupakan juru kunci keberhasilan dalam menggerakkan seluruh warga sekolah. Semua potensi yang tersedia di sekolah tidak akan berarti apa-apa di tangan kepala sekolah yang kurang kreatif. Sebaliknya berbagai keterbatasan akan berubah di tangan kepala sekolah yang mampu mengelola potensi tersebut. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menggerakan seluruh warga sekolah dengan cepat dan aman, seperti seorang pilot pesawat jumbo yang selalu sigap menghadapi berbagai perubahan dan tantangan.

Berpedoman   pada   Peraturan   Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah, bahwa Kepala Sekolah harus memiliki kompetensi; kepribadian, manajerial, kewirausahaan, dan Supervisi Sosial. Kepala Sekolah harus memiliki visi dan misi pribadi yang tepat dalam memajukan mutu sekolah. Namun, peran kepala sekolah dalam mewujudkan visi dan misi tersebut sangat tergantung pada kemampuan dan peran tim manajemen sekolah yang lain dalam mentafsirkan program sekolah, terutama disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi seluruh warga sekolah. Tim manajemen sekolah, terutama kepala sekolah harus memiliki pemikiran yang jauh melampaui pandangan warga sekolah lainnya. Tim manajemen sekolah harus memiliki karakter yang selalu mendahului orang dalam belajar, perhitungan yang lebih kuat, lebih dinamis, lebih mengarah, lebih terorganisir dalam memfasilitasi warga sekolah, pemberani, disiplin, memiliki kemampuan berpikir dan bergerak cepat.

Semua sekolah pada dasarnya memiliki potensi yang sama, kualitas sekolah sangat ditentukan   oleh   kemampuan tim manajemen sekolah dalam mengelola sekolah. Dalam hal ini, tim manajemen sekolah yang dipandang sebagai sosok atau tokoh penting yang memegang tampuk kepemimpinan sekolah, harus dapat memilih pola kepemimpinan yang tepat dalam menggerakkan kehidupan sekolah.

Pola kepemimpinan yang dinamis dan efektif merupakan sumber daya yang paling pokok . Sebenarnya tidak ada pola kepemimpinan yang paling baik, akan tetapi bagaimana cara kita untuk menyesuaikan pola kepemimpinan tersebut dengan kondisi permasalahan yang ada di sekolah. Pola kepemimpinan akan mewarnai pola kerja serta cara mengakomodir seluruh fungsi yang ada dalam mendukung terwujudnya tujuan sebuah organisasi.

Di   samping   itu   dalam   Panduan   Manajemen   Sekolah   (Depdiknas, 2000) disebutkan bahwa  kepemimpinan   kepala   sekolah   adalah   cara   atau   usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan seluruh komponen sekolah untuk bekerja atau berperan sesuai fungsi masing-masing dan berperan serta serta untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tantangan yang Dihadapi dalam Merekonstruksi Sistem Sekolah Menjadi Sekolah yang Berkualitas

  1. Paradigma

Paradigma merupakan titik terbesar dalam merekonstruksi sistem pendidikan di sekolah menjadi sebuah sekolah yang berkualitas. Contoh kasus seorang tenanga pendidik yang dipenjara karena mecubit siswa, seorang tenaga pendidik yang digunting rambutnya oleh orang tua karena menggunting rambut peserta didik di sekolah, tenaga pendidik yang melakukan provokasi untuk menurunkan kepala sekolah, dan masalah-masalah lainnya, bisa jadi disebabkan perbedaan paradigma di sekolah.

Langkah utama dalam perubahan paradigma adalah persamaan visi dan misi sekolah.  Persamaan visi dan misi harus disepakati terlebih dahulu oleh seluruh elemen atau warga sekolah. Jadi, apabila suatu hari muncul masalah perbedaan paradigma, maka seluruh elemen sekolah akan mudah menyelesaikannya karena telah sepakat dengan paradigma yang sama. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk melakukan sosialisasi, dan penting bagi seluruh komponen sekolah untuk mengikuti kegiatan-kegiatan, rapat-rapat atau pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh sekolah.

  • Cara Pelaksanaan

Tantangan berikutnya dalam merekonstruksi sekolah menjadi sekolah yang berkualitas masuk ke dalam wilayah teknis atau pelaksanaan menjalankan sistem sekolah. Tenaga pendidik yang belum mampu memilih dan menjalankan strategi mengajar yang diminati siswa, tenaga pendidik yang belum mampu menerapkan konsekuensi logis akan tata tertib siswa, ini sebagian besar disebabkan karena kebingungan tentang teknis atau cara pelaksanaan sistem yang telah disepakati oleh sekolah. Tenaga pendidik yang berkualitas biasanya memiliki keinginan untuk bertanya. Namun, jika tidak ada pertanyaan, maka salah satu solusi yang tepat untuk menjawab kebingungan akan teknis pelaksanaan adalah dengan mengadakan supervisi, evaluasi, dan pelatihan praktis.

Bagi tim manajemen sekolah kemampuan memilih pola kepemimpinan dan keterampilan berkomunikasi biasanya menjadi hambatan. Salah satu solusinya juga sama, dengan pelatihan praktis, antara lain dengan mendengarkan keluhan-keluhan warga sekolah, kemudian di input ke dalam bank data yang terdiri dari bank masalah dan bank solusi. Pengadaan SOP juga penting untuk mengarahkan tenaga pendidik kepada jalur yang telah disepakati. Terkadang, jika problem pelaksanaan ini dibiarkan berlarut-larut, akan menggoyang paradigma yang telah disepakati.

  • Komitmen

Komitmen dapat dianggap sebagai daya untuk mempertahankan paradigma dan cara pelaksanaan. Tenaga pendidik yang memiliki komitmen yang lemah akan serta merta meninggalkan konsep atau sistem sekolah yang ada begitu ia menemukan kesulitan atau hambatan. Problem atau komitmen juga muncul apabila para tenaga pendidik terjebak di zona nyaman, sehingga tidak mau lagi berkreasi. Komitmen juga menyangkut sejauh mana seorang pendidik bertahan mengajar di sekolah, ketika sekolah tersebut belum mampu memberikan kesejahteraan kepadanya. Komitmen memang wilayah hati setiap manusia.

So, apapun kurikulumnya, bagaimanapun input (peserta didiknya), sekolah yang berkualitas akan siap dan selalu mampu beradaptasi dalam menghadapi tantangan maupun perubahan.

Ditulis oleh: Anne Rufaidah, S.Psi

Kepala Sekolah SMP Assyairiyah Attahiriyah

Daftar Pustaka

Chatib, Munif. 2014. Gurunya Manusia. Bandung: PT Mizan Pustaka

Peraturan  Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tanggal 17 april 2007

Leave a comment